Rabu, 10 Februari 2016

Abu Muhammad Ruwaim bin Ahmad

Ruwaim bin Ahmad
namanya abu muhammad ruwaim bin ahmad,wafat pada tahun 303H/915M.termasuk guru besar(syaikh) yg paling di hormati,berkebangsaan bagdad,seorang muqri'(ahli membaca qur'an)dan ahli fiqih madzhab Dawud.
Di antara mutiara nasihatnya:
1.di antara hakim yg bijaksana adalah memberi kelonggaran hukum pada orang lain,mempersulit hukum pada diri sendiri.memberikan kelonggaran hukum pada orang lain termasuk mengikuti ilmu,dan mempersulit hukum pada diri sendiri termasuk kebijakan seorang wara'
2.abu abdullah bin khafif pernah berkata kepada ruwaim,''berilah saya wasiat''! Dia menjawab: ''masalah(tasawuf) tidak bisa dicapai kecuali dengan mencurahkan jiwa.memasuki tasawuf harus dengan pencurahan jiwa.jika tidak,janganlah menyelam dalam tasawufmu yang tiada guna.
3.bergaul dengan segala lapisan manusia membuatmu lebih aman daripada bergaul dengan orang-orang sufi saja.karna kebanyakan orang berperilaku sesuai dengan garis hukum,sedangkan kelompok sufi berperilaku di atas prinsip hakikat.orang2 pada umumnya hanya menuntut dhohirnya sariat,sedangkan para sufi menuntut diri mereka pada hakikat wara'dan menetapi ketulusan.barangsiapa yang memasuki dunia mereka dan mengingkari apa yang mereka hakikatkan,maka Allah akan mencabut cahaya iman dari hatinya.
4.saya pernah melewati bagdad pada siang hari yang panas.ketika itu saya berjalan dalam keadaan sangat haus.saya mencoba meminta air minum pada salah seorang penghuni rumah.kemudian muncullah seorang anak perempuan kecil membuka pintu rumah dengan membawa sebuah tempat air minum.ketika melihatku,ia berkata,''seorang sufi minum air di siang hari'' maka sejak itu saya tidak perna membatalkan puasaku.
5.jika Allah memberimu kemampuan untuk memberi nasihat dan mengamalkannya,lalu saya mengambilnya,hal itu adalah nikmat.jika saya melaksanakannya,sedang engkau sendiri tidak mengamalkannya,hal itu adalah musibah bagimu.jika kamu tidak punya nasihat juga tidak berbuat benar,maka hal itu adalah siksaan

Abu Muhammad Ruwaim bin Ahmad

Ruwaim bin Ahmad
namanya abu muhammad ruwaim bin ahmad,wafat pada tahun 303H/915M.termasuk guru besar(syaikh) yg paling di hormati,berkebangsaan bagdad,seorang muqri'(ahli membaca qur'an)dan ahli fiqih madzhab Dawud.
Di antara mutiara nasihatnya:
1.di antara hakim yg bijaksana adalah memberi kelonggaran hukum pada orang lain,mempersulit hukum pada diri sendiri.memberikan kelonggaran hukum pada orang lain termasuk mengikuti ilmu,dan mempersulit hukum pada diri sendiri termasuk kebijakan seorang wara'
2.abu abdullah bin khafif pernah berkata kepada ruwaim,''berilah saya wasiat''! Dia menjawab: ''masalah(tasawuf) tidak bisa dicapai kecuali dengan mencurahkan jiwa.memasuki tasawuf harus dengan pencurahan jiwa.jika tidak,janganlah menyelam dalam tasawufmu yang tiada guna.
3.bergaul dengan segala lapisan manusia membuatmu lebih aman daripada bergaul dengan orang-orang sufi saja.karna kebanyakan orang berperilaku sesuai dengan garis hukum,sedangkan kelompok sufi berperilaku di atas prinsip hakikat.orang2 pada umumnya hanya menuntut dhohirnya sariat,sedangkan para sufi menuntut diri mereka pada hakikat wara'dan menetapi ketulusan.barangsiapa yang memasuki dunia mereka dan mengingkari apa yang mereka hakikatkan,maka Allah akan mencabut cahaya iman dari hatinya.
4.saya pernah melewati bagdad pada siang hari yang panas.ketika itu saya berjalan dalam keadaan sangat haus.saya mencoba meminta air minum pada salah seorang penghuni rumah.kemudian muncullah seorang anak perempuan kecil membuka pintu rumah dengan membawa sebuah tempat air minum.ketika melihatku,ia berkata,''seorang sufi minum air di siang hari'' maka sejak itu saya tidak perna membatalkan puasaku.
5.jika Allah memberimu kemampuan untuk memberi nasihat dan mengamalkannya,lalu saya mengambilnya,hal itu adalah nikmat.jika saya melaksanakannya,sedang engkau sendiri tidak mengamalkannya,hal itu adalah musibah bagimu.jika kamu tidak punya nasihat juga tidak berbuat benar,maka hal itu adalah siksaan

berhati-hati dalam menolak pemberian seorang muslim

(وإياك) أن تكسر قلب مسلم برد صنيعته عليه، وأنت تعلم أن الواصل إليك على يده إنما هو من الله حقيقة وإنما هو واسطة مسخر مقهور وفي الحديث: من أتاه شيء من غير مسألة ولا استشراف نفس فرده فإنما يرده على الله".
وفي الرد آفة عظيمة وهي أن العامة مجبولون على تعظيم من يرد صلاتهم عليهم، فربما كان الحامل لبعض النساك على الرد التظاهر بالزهد؛ حرصاً منه على حصول المنزلة عندهم، ومن ههنا كان بعض المحققين يأخذ من أيدي الناس ظاهراً ثم يتصدق به سراً.
وقد يجب الرد في مسائل، وقد يندب:
"منها" أن يحمل إليك ما تعلم أو تظن بعلامة أنه حرام، أو تحمل إليك صدقة واجبة على ظن أنك من أهلها وأنت لست كذلك.
"ومنها" أن يكون المسدي إليك ظالماً مصراً على الظلم وتخشى إذا قبلت معروفه أن قلبك يميل إليه أو تداهنه في الدين أو يغلب على ظنك أنك متى قبلت شيئا يصير بحيث لا يقبل منك ما تلقيه إليه من الحق.
(1/69)
________________________________________
"ومنها" أن تعلم من حال إنسان أنه يقصد بصلته إضلالك عن سبيل الله بمساعدته على باطل أو ترك حق، ومن هذا القبيل ما يأخذه القاضي والعامل وغيرهما من ولاة الأمور من الخصمين أو أحدهما إذا ترافعا إليهم، وهذا هو الرشا المحرم، وله تتمات مذكورة في مواضعها فعليك بالرد في جميع هذه المسائل المذكورة.

dan hati-hatilah kamu dari menyakiti hati seorang muslim dengan menolak hasil pemberiannya, karna ketahuilah bahwa segala sesuatu yang ada di tangannya pada hakikatnya dari Allah. sedangkan ia hanya sebagai perantara.
Rasulullah saw. bersabda: ''Barangsiapa diberi sesuatu tanpa adanya permintaan dan keinginan untuk memperolehnya lalu ia menolaknya, maka ia telah menolak pemberian Allah. sedangkan bagi penolak terdapat bencana yang besar''
kebanyakan orang awam selalu mengagung-agungkan orang yang menolak pemberian, kadang-kadang sebagian ahli ibadah terdorong menolak pemberian dengan dalil zuhud, tetapi di balik itu mereka menginginkan kedudukan di kalangan kaum awwam. oleh karna itu kaum muhaqiqin menerima pemberian secara terang-terangan kemudian menyedekahkan kembali secara rahasia.
dalam keadaan tertentu engkau wajib menolak pemberian dari seseorang, bila engkau mengetahui dan memperkirakan bahwa barang-barang itu merupakan barang haram.
dan
bila engkau menerima zakat dan pemberipun menyangka engkau berhak menerimanya, padahal keadaan yang sebenarnya tidak demikian.
dan bila pemberi senantiasa berlaku dhalim dan engkau pun takut jika engkau menerima pemberiannya hatimu akan cenderung mengikuti perbuatannya dan menentang ajaran agama, dan engkau yaqin jika suatu saat engkau menerima pemberiannya ia tidak lagi menerima segala perkataanmu yang menunjukan kebenaran.
dan juga bila engkau mengetahui adanya pemberian yang bertujuan menyesatkanmu, dalam menolongnya berbuat kebathilan serta meninggalkan segala sesuatu yang hak.
dalam hal ini pemberian barang dari hakim atau pejabat pemerintah hasil sitaan dua orang yang sedang bersengketa pun hukumnya haram, karna barang-barang itu termasuk suap. oleh sebab itu, hendaklah engkau berhati-hati dan menolak segala pemberian yang telah diterangkan di atas.

berhati-hati terhadap angan-angan mendapat ampunan

(وإياك) وأماني المغفرة القاطعةَ عنها وهي ما تسمعه على لسان طائفة من المغترين من قولهم: (إن الله يغفر الذنوب جميعاً) وهو غنيٌّ عنا وعن أعمالنا وخزائنه مملوءة بالخير ورحمته وسعت كل شيء، مع إصرارهم على فعل المعاصي وترك الأعمال الصالحة، وكأنهم يقولون بلسان أحوالهم أن الطاعات لا تنفع وإن المعاصي لا تضر وهذا بهتان عظيم،
dan berhati-hatilah terhadap angan-angan mendapatkan ampunan yang memutuskan kamu dari mendapatkan ampunan, yaitu perkataan yang kamu dengar dari kelompok orang-orang yang tertipu, seperti perkataan mereka ''sesungguhnya Allah maha mengampuni setiap dosa dan Ia pun tidak membutuhkan kita dan segala amal kita, khazana-khazana-Nya telah dipenuhi dengan krbaikan, dan Rahmat-Nya sangat luas meliputi segala sesuatu'' disertai perbuatan mereka yang terus-menerus melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal-amal soleh. mereka ini seolah-olah berkata: bahwasannya keta'atan itu tidak mendatangkan manfa'at dan perbuatan maksiat tidak mendatangkan bahaya. dan ini sungguh merupakan kebohongan yang besar.
وقد قال الله تعالى: (فمن يعمل مثقال ذرة خيراً يره ومن يعمل مثقال ذرة شراً يره)
Allah berfirman:''barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,. dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya'' (al-zalzalah:7-8)

وقال تعالى: (ولله ما في السماوات وما في الأرض ليجزي الذين أساءوا بما عملوا ويجزي الذين أحسنوا بالحسنى)

dan Allah juga menegaskan:'' dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berlaku jahat terhadap apa yang mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga) (an-najm:31)

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعاجز من أتبع نفسه هواها وتمنى على الله الأماني".

dan Rasulullah saw. bersabda: ''orang yang cerdas ialah orang yang dapat menundukan nafsunya dan beramal untuk (kepentingan) sesudah meninggal dunia. dan orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong''
ولو أنك قلت لواحد من هؤلاء المغرورين: اقعد عن الكسب والتجارة والله تعالى يأتيك برزقك لَسخِر منك، وقال ما رأينا شيئا ًيجيئ إلا بالسعي والطلب، بل بالكدِّ والنصَب، مع أن الله تعالى قد تكفل له بالدنيا ولم يتكفل له بالآخرة فهل ذلك إلا انعكاس وانتكاس على أم الرأس!
jika sekiranya engkau berkata kepada orang-orang yang tertipu tadi:'' tidak usah bekerja dan melakukan jual beli dan Allah sungguh akan mendatang rizqimu'' sungguh orang yang tertipu tadi akan mengejekmu dan akan berkata:''tidak pernah kami melihat sesuatu datang dengan sendirinya tanpa ada usaha dan rintangan bahkan jika ingin mendapatkan sesuatu harus disertai dengan banting tulang dan bekerja keras''
padahal Allah swt. sudah menjamin bagi mereka akan rizqi dunianya dan tidak menjamin mereka terhadap urusan akhiratnya.
dan bukankah itu terjadi dikarnakan pemikiran orang2 yang tertipu tersebut otaknya terbalik?
وقد قال الحسن البصري رحمه الله: إن أماني المغفرة قد لعبت بأقوام حتى خرجوا من الدنيا مفاليس، يعني من الأعمال الصالحة، قال رحمه الله: إن المؤمن جمع إحساناً وخوفاً، وإن المنافق جمع إساءة وأمناً فالمؤمن لا يصبح إلا خائفاً، ولا يمسي إلا خائفاً، يعمل ويقول:لعلي أنجو! والمنافق يترك العمل ويقول سواد الناس كثير وسوف يغفر لي. انتهى.

Imam Hasan al-Bashri berkata:'' angan-angan memperoleh ampunan benar-benar telah memperdaya sebagian manusia sehingga mereka keluar dari dunia (mati) dalam keadaan merugi yaitu dari amal-amal soleh''
dan beliau juga berkata:''sesungguhnya orang beriman itu menggabungkan perbuatan baik dan rasa takut, sedangkan orang munafiq menggabungkan perbuatan jelek dan rasa aman. maka seorang mu'min tidaklah memasuki pagi hari kecuali dalam keadaan takut, dan tidak memasuki sore hari kecuali dalam keadaan takut, tidak berjalan kecuali disertai ketakutan kemudian melakukan amal soleh dan berkata, semoga saya selamat (dari adzab Allah), sedangkan orang munafiq mereka meninggalkan amal soleh dan mengatakan kepada manusia banyak, Allah ta'ala akan memberikan ampunan untuk saya''
وقد كان الأنبياء والأولياء مع كمال معرفتهم بالله وحسن ظنهم به وصلاح أعمالهم وقلة ذنوبهم أو عدمها بالكلية في غاية من الخوف والإشفاق (أولئك الذين هدى الله فبهداهم اقتده).
dan sungguh para Nabi dan wali-wali Allah, dengan kesempurnaan ma'rifat mereka kepada Allah dan baik sangkanya mereka kepada-Nya, beramal soleh, sedikit berdosa, atau bahkan sama sekali tidak berdosa, mereka masih merasa takut akan siksa dan Azab Allah swt.
''MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YG TELAH DIBERI PETUNJUK OLEH ALLAH, MAKA IKUTILAH PETUNJUK MEREKA'' (al-an'am: 90) l

Minggu, 07 Februari 2016

sedekah untuk orang meninggal

عن ابن عباسٍ رضيَ اللهُ عنهما : «أنَّ رجلاً قال لرسول الله صلى الله عليه وسلّم إن أمَّهُ تُوُفيَتْ أَينفعُها إن تَصَدَّقتُ عنها ؟ قال: نعم
dari Ibn Abbas radhiyaAllahu anhuma: bahwasannya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. bahwa Ibunya telah meninggal, apakah dapat memberi manfa'at kepadanya jika aku bersedekah atas namanya? nabi menjawab: Iya (dapat memberi manfa'at) (hr:bukhari)

di antara perkataan ibnul farid

"di antara perkataan ibnul farid
من ذا الذي ما ساء قط * ومن له الحسنى فقط
siapakah orang yang tidak pernah berbuat dosa sama sekali, dan
siapakah orang yang hanya memiliki kebaikan?

maka ada hatif (suara yang tidak ada orangnya) yang menjawab:
محمد الهادي الذي * عليه جبريل هبط
'dialah Muhammad sang pemberi petunjuk yang telah turun atasnya malaikat jibril''"

Asal Usul Adanya Garam

(فائدة: في أصل وجود الملح) قيل إن إبراهيم عليه السلام أراد أن يجعل لأمة محمد ص. ضيافة إلى يوم القيامة فقال الله تعالى: إنك لا تقدر على ذلك, فقال:إلهي أنت أعلم بحالي و قادر على إجابة سؤالي, فاستجاب له فأمر جبريل أن يأتي إليه بكف من كافور الجنة و يصعد به إلى جبل أبي قبيس و ينفخه في الجو, ففعل ذلك فانتشر في الأرض, فكل موضع وقع فيه منه شيء صار ملحا إلى يوم القيامة, فجميع الملح في الأرض من ضيافة إبراهيم.
(faidah:asal-usul adanya garam)
dikatakan, bahwa NabiAllah Ibrahim as. menginginkan membuat jamuan untuk umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam hingga hari kiamat, maka Allah berfirman:'' sesungguhnya engkau tidak mampu melakukan itu'' lalu Nabi Ibrahim berkata:'' Ya Tuhanku, Engkau maha tahu dengan keadaanku dan maha kuasa mengabulkan do'aku'' maka Allah swt. mengabulkan do'a Nabi Ibrahim kemudian Allah memerintahkan Jibril as. membawakan kepadanya segenggam dari kapur surga, dan Naik dengan segenggam kapur tersebut ke gunung abi qubais kemudian beliau meniupkannya ke udara, maka menyebarlah kapur tersebut di muka bumi dan setiap tempat yang kejatuhan padanya sesuatu dari kapur itu menjadi asin hingga hari kiamat, maka seluruh garam di muka bumi adalah dari jamuan Nabi Ibrahim as.
النوادر:١٣٥
hehehe

Perbedaan antara Waliyullaah dengan Wali Syaithon

~''الفرقان بين أولياء الرحمن وأولياء الشيطان "~
'' Perbedaan antara Waliyullaah dengan Wali Syaithon''

Bismillaah bi-idznillaah

Postingan ini sekaligus sebagai tanggapan tautan pada : https://m.facebook.com/story.php…

( ومن أصول أهل السنة : التصديق بكرامات الأولياء وما يجري الله على أيديهم من خوارق العادات في أنواع العلوم والمكاشفات وأنواع القدرة والتأثيرات ، كالمأثور عن سالف الأمم في سورة الكهف وغيرها ، وعن صدر هذه الأمة من الصحابة والتابعين وسائر قرون الأمة ، وهي موجودة فيها [ ص: 287 ] إلى يوم القيامة ) .
[ العقيدة الواسطية » شرح العقيدة الواسطية » أصول أهل السنة والجماعة الدين والإيمان قول وعمل » من أصول أهل السنة والجماعة التصديق بكرامات الأولياء]
“Termasuk prinsip ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah adalah membenarkan adanya karomah para wali dan kejadian-kejadian luar biasa yang Allaah tunjukkan melalui mereka dalam berbagai bentuk ilmu dan mukasyafah, dalam berbagai jenis qudrot dan pengaruh, seperti yang diriwayatkan dari umat-umat terdahulu dalam (al Qur-aan) Surat al-Kahfi dan selainnya, dan dari generasi awal umat ini, iaitu para shochabat, tabi’in, serta generasi-generasi umat yang lain. Karomah tetap akan ada di setiap umat sehinggalah ke hari Kiamat.”[Syarh Aqidatul Waasithiyah : Ushul Ahlussunnah wal Jama'ah, agama dan iman, ucapan dan amal : Kebenaran Karomah Awliya : 287]

Sebagaimana kita ketahui bahawa Kiai ataupun Habaib adalah sosok yang sangat dihurmati di kalangan Aswaja kerna kedekatan beliau-beliau ini dengan Allaah Subchaanahu wa Ta'aalaa dan peranannya dalam penegakan panji-panji Islam. Namun disebalik itu, tetaplah tak bisa lepas dari hukum alam. Ada beberapa saudara Muslim atau bisa dikatakan sebuah sekte yang belum bisa menerima kehadiran kedua 'Ulama tadi.
Beberapa alasan yang dijadikan sebab penolakan mereka, diantaranya adalah permasalahan ''Karomah''. Para Kiai dan Habaib sebagai Muchyiddin, beliau-beliau ini ada yang dianugerahi-Nya sebuah kemuliaan fid dunya berupa keramat atau karomah. Namun beberapa pribadi yang bukan dari golongan keduanya ini juga ada yang diberikan-Nya kemampuan mirip dengan karomah yang disebut istidroj.
Kemungkinan besar sebab munculnya ''penolakan'' yang ditunjukkan oleh saudara-saudarakita tadi adalah kerna kesalahan dalam membedakan antara karomah dengan istidroj. Maka daripada itu, besar harapan kami agar tulisan ini benar-benar diperhatikan, singkirkan terlebih dahulu segala bentuk fanatik kerna Islam adalah agama yang hanya bisa diterima oleh orang-orang yang lapang dada. Setiap kesalahan mohon untuk diluruskan.

* Perbezaan Karomah dan Istidroj

قال ابن أبي العز في الشرح : (( فالمعجزة في اللغة تعم كل خارق للعادة و كذلك الكرامة في عرف أئمة أهل العلم المتقدمين .

ولكن كثير من المتأخرين يفرقون في اللفظ بينهما فيجعلون المعجزة للنبي والكرامة للولي وجماعها الأمر الخارق للعادة .
Berkata Ibn Abil 'Izz dalam Syarah :“Mu'jizat menurut bahasa meliputi segala kemampuan atau keupayaan luar biasa. Demikian juga halnya dengan karomah menurut bahasa yang lazim di kalangan para Imam ahli ilmu terdahulu. Hanya saja kemudian banyak di kalangan muta’akhirin yang membezakan di antara keduanya. Mereka menjadikan kata “mu'jizat” itu khusus untuk para Nabi, dan kata “karomah” itu untuk para wali. Sedangkan kedua-duanya adalah sama-sama merujuk kepada kemampuan diluar kebiasaan.” (Ibnu Abil ‘Izz, Syarah ath-Thohawiyah, m/s. 207 – Tahqiq Achmad Muchammad Syakir)

Menurut al Imam al Qusyairi, karomah merupakan tanda-tanda kebenaran sikap dan kelakuan seseorang. Barangsiapa yang tidak benar sikap dan kelakuannya, maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya.Dan Allaah Yang Maha Qodim memberi tahu kepada kita agar membedakan orang yang benar dan mana yang bathil. [Abul Qosim Abdul Karim Hawazim Qusyairi Naisabury, Risalatul Qusyairiyyah, Darr al-Khoir : 353]

Dalam Syarh al-Hikam Disebutkan :
قال ابن عطاء الله السكندي رحمه الله تعالى: ربما رُزِق الكرامةَ مَنْ لم تكملْ له الاستقامة.

يعني: أن الكرامة التي هي الأمر الخارق للعادة لا عبرة بها عند المحققين، وإنما الكرامة الحقيقية هي الاستقامة[1] . ومرجعها إلى أمرين: صحة الإيمان بالله عز وجل، واتباع ما جاء به رسوله صلى الله عليه وسلم ظاهراً وباطناً. ولذا قال أبو يزيد رحمه الله:لو أن رجلاً بسط مصلاه على الماء وتربع في الهواء فلا تغتروا به حتى تنظروا كيف تجدونه في الأمر والنهي . وقيل له: إن فلاناً يمر في ليلة إلى مكة، فقال:إن الشيطان يمر في لحظة من المشرق إلى المغرب . وقيل له: إن فلاناً يمشي على الماء، فقال:الحيتان في الماء والطير في الهواء أعجب من ذلك [2].
[1] يقول الله تعالى: (فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ). سورة هود، الآية 112.
[2] حُكِي للإمام الشافعي رحمه الله ما قاله الليث بن سعد رحمه الله فقيه مصر ومفتيها في زمانه: "لو رأيتم الرجل يمشي على الماء فلا تعتدوا به ولا تغتروا به حتى تعرضوه على كتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم"، فقال: "لقد قصَّر الليث، لو رأيتم الرجل يمشي على الماء أو يطير في الهواء فلا تعتدوا به ولا تغتروا به حتى تعرضوه على كتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم، فإن الشيطان يطير من المشرق إلى المغرب".
Berkata Syaikh Ibnu 'Athooillaah as-Sakandari rochimahullaahu Ta'aalaa :
Terkadang karomah tidaklah diberikan bagi seseorang kecuali berupa istiqomah. Maksudnya : karomah yang merupakan kejadian luar biasa tidaklah berarti bagi orang-orang ahli hakikat sebab karomah yang sesungguhnya bagi mereka adalah istiqomah 1]. Rujukan dan sandaran istiqomah adalah ke-abshoh-an iman kepada Allaah 'Azza wa Jalla dan mengikuti segala yang diajarkan baginda Nabi Muchammad Shollallaahu 'Alayhi wa Sallam secara lahir dan bathin.
Kernanya Abu Yazid al-Busthomi berkata “Bila seorang mampu menggelar sajadah tempat sholatnya diatas air, mampu duduk bersila diudara maka janganlah sesekali kalian tertipu hingga kalian jumpai bagaimana dirinya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allaah”. Ditanyakanpada Abu Yazid “Sesungguhnya si fulan mampu berjalan disatu malam menuju Makkah” Beliau menjawab “Sesungguhnya setan mampu berjalan dari ujung timur keujung barat dalam sekejap mata”
Ditanyakan pada Abu Yazid “Sesungguhnya si fulan mampu berjalan diatas air”
Beliau menjawab “Ikan-ikan di air, burung-burung di udara lebih mengherankan ketimbang hal itu”.
1]. Allaahu Ta'aalaa berfirman : Maka istiqomahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud : 112)
2]. Al Imam asy-Syafi'i Rochimahullaah menceritakan apa yang diucapkan Al-Layts ibn Sa'ad seorang Faqih dan Mufti Meshir di zamannya. ''Jika kalian melihat seorang yang bisa mengambang di atas air, maka janganlah tertipu olehnya, sehingga kalian serahkan urusannya kepada al Qur-aan dan Sunnah Rosuulullaah Shollallaahu 'Alayhi wa Sallam.” maka dikatakan ucapan ringkas al-Laits : ''Jika kalian melihat seseorang yang mampu berjalan di atas air dan terbang di angkasa, maka janganlah kalian tertipu olehnya, sehingga kalian serahkan urusannya kepada al Qur-aan dan Sunnah Rosuulullaah Shollallaahu 'Alayhi wa Sallam.”Sesungguhnya setan-setan terbang dari timur ke barat. [Syarh al-Hikam al-‘Athooillah I/126]

Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyyah, bahawasannya dari kalangan Shochabat, Tabi'in rodliyallaahu 'anhum ajma'iin dan para salaf ash-Sholich rochimahullaahu Ta'aalaa banyaklah yang memiliki ''karomah''. Dari Shochabat Abu Bakar rodliyallaahu 'anh pun beliau pula ada karomah. Kami ambil satu contoh lain sebagaimana terdapat dalam Shochih Muslim, kisah shochabat yang melihat Malaikat :

وما أخرجه مسلم عن أبي سعيد الخدري : أن أسيد بن حضير بينما هو ليلة يقرأ في مربده إذ جالت فرسه فقرأ ثم جالت أخرى فقرأ ثم جالت أيضا قال أسيد فخشيت أن تطأ يحيى فقمت إليها فإذا مثل الظلة فوق رأسي فيها أمثال السرج عرجت في الجو حتى ما أراها قال فغدوت على رسول الله صلى الله عليه وسلم فقلت يا رسول الله بينما أنا البارحة من جوف الليل أقرأ في مربدي إذ جالت فرسي فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم اقرإ بن حضير قال فقرأت ثم جالت أيضا فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم اقرإ بن حضير قال فقرأت ثم جالت أيضا فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم اقرإ بن حضير قال فانصرفت وكان يحيى قريبا منها خشيت أن تطأه فرأيت مثل الظلة فيها أمثال السرج عرجت في الجو حتى ما أراها فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم تلك الملائكة كانت تستمع لك ولو قرأت لأصبحت يراها الناس ما تستتر منهم .
[صحيح مسلم بتحقيق محمد فؤاد عبد الباقي ج1 ص 584 ح 796 ط. دار إحياء التراث العربي / بيروت ، صحيح البخاري ج4 ص 1916 ط. دار ابن كثير – دار اليمامة / بيروت سنة 1407 هـ 1987م ]
Dalam Shohih Muslim, dari Abu Sa’iad al-Khudrii (rodliyallaahu ‘anhu) :
“Pada suatu malam, Usaid bin Chudhoir membaca al Qur-aan di tempat pengolahan kurma milik beliau. Tiba-tiba kuda milik beliau melompat-melompat. Lalu beliau terus membacanya lagi, dan kudanya terus melompat-lompatlagi. Beliau membaca lagi, dan kudanya pun melompat-lompatlagi.”
Beliau berkata: “Kerana aku khawatir kuda tersebut akan menginjak anakku si Yahya, maka aku pun mendekatinya. Tiba-tiba aku nampak seperti ada naungan awan di atas kepalaku. Di dalamnya ada semacam lampu, lalu ia naik ke angkasa sehingga tidak terlihat lagi olehku.”
Beliau berkata lagi: “Keesokan harinya aku pun menemui Rosuulullaah dan aku berkata: “Wahai Rosuulullaah, tengah malam tadi ketika aku sedang membaca al Qur-aan di tempat pengolahan kurma milikku tiba-tiba kudaku melompat-lompat.” Rosuulullaah pun berkata:
“Teruskan (ceritamu) wahai Ibnu Chudhoir!” Usaid berkata: “Aku pun terus membacanya lagi (pada waktu malam). Tiba-tiba kudaku melompat-lompatlagi.” Rosuulullaah pun berkata lagi:
“Teruskan wahai Ibnu Chudhoir!” Usaid berkata: “Aku pun terus membacanya lagi (pada waktu malam). Tiba-tiba kudaku melompat-lompat lagi.” Rosuulullaah pun berkata lagi:
“Teruskan wahai Ibnu Chudhoir!” Usaid menjawab: “Lalu aku pun menoleh, kerana anakku berada berdekatan dengan kuda tersebut dan aku khawatir jika kuda tersebut menginjaknya. Tiba-tiba aku melihat sesuatu seperti awan (naungan), di dalamnya ada seperti lampu. Lalu ia naik ke angkasa sehingga aku tidak melihatnya lagi.” Kemudian Rosuulullaah berkata:
“Itu adalah para malaikat yang turun kerana mendengar engkau membaca al Qur-aan.” Seandainya engkau terus membacanya, tentu ia akan terlihat oleh manusia. Ia tidak akan bersembunyi dari mereka.”

- Istidroj
Istidroj secara bahasa diambil dari kata da-ro-ja ( درج ) yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidroj dari Allaah kepada hamba difahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allaah biarkan orang ini dan tidak disegerakan adzabnya. Allaah Berfirman :
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ
“Nanti Kami akan Menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qolam: 44)'' [Al-Mu’jam Al-Lughoh Al-Arobiyah, kata: da-ro-ja)

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ"، ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}. أخرجه أحمد (4/145 ، رقم 17349) ، والطبراني فى الكبير (17/330 ، رقم 913) ، وفى الأوسط (9/110 ، رقم 9272) ، قال الهيثمي (10/245) : رواه الطبراني فى الأوسط عن شيخه الوليد بن العباس المصرى ، وهو ضعيف. والبيهقي فى شعب الإيمان (4/128 ، رقم 4540)
Dari 'Uqbah bin 'Aamir rodliyallaahu 'anhu, dari Nabi Shollallaahu 'Alayhi wa Sallam beliau bersabda : ''Jika engkau melihat Allaahu Ta'aalaa Memberikan kepada seorang hamba keni'matan duniawi yang dia senangi dengan melakukan kema'siatan, sesungguhnya itu adalah istidroj. Kemudian Rosuulullaah Shollallaahu 'Alayhi wa Sallam membaca Ayat yang artinya: “Maka tatkala mereka telah melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa (Q.S al-An’aam:44)''

Istidroj Allaah kepada hamba-Nya adalah jelas merupakan ni'mat yang didapati kerna kelalaian, kema'siatan hamba, yang dengan itu Allaahu Ta'aalaa akan Membinasakan mereka. Jadi sangat bertolak belakang dengan karomah Allaah kepada para wali-Nya yang diberikan kerna ktaqwaan, keta'atan dan dengannya Allaahu Ta'aalaa melebihkan derajad diantara hamba lainnya.
Maka jelaslah perbezaan antara kromatul awliya dengan istidroj iaitu dengan berdasat al Qur-aan wa al Hadits. Dimana sebuah karomah tidak bisa lepas dengan ketaqwaan seorang hamba, sedang istidroj merupakan ni'mat yang diberikan-Nya diatas kelalaian kema'siatan hamba.
''Oleh kernanya tiada alasan lagi untuk memvonis kemampuan luarbiasa (karomah) yang dimiliki oleh Waliyullaah sebagai istidroj.

* Karomah Bukanlah Tujuan
Terkadang seseorang salah dalam memahami keberadaan karomah, bahawa iainya merupakan tujuan dalam memperjalankan hati ataupun tazkiyatun nufus. Yang sebenarnya adalah karomah merupakan mutlak anugerah Ilahi kepada para kekasih-Nya. Kerna yang sebenarnya apa yang menjadi tujuan dari para Arif Billaah adalah sebuah kesinambungan (istiqomah) dalam beramal sesuai Titah al-Haq :

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ. (سورة هود، الآية 112)
''Maka istiqomahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.'' (QS. Huud : 112)

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اﷲِأَدْومُهَا وَإِنْ قَلَّ (رواه الشيخان عن عائشة
“Pekerjaan-pekerjaan yang lebih Disukai Allaah adalah pekerjaan yang terus-menerus dikerjakan meskipun pekerjaan itu sedikit”. (HR. Bukhori dan Muslim dari ‘Aaisyah)
Disamping itu, sebenarnya ada suatu ni'mat yang lebih tinggi derajat dan keutamaannya dibanding daripada karomah iaitu ''istiqomah''. Selain merupakan suatu Perintah (Q.S Huud : 112), istiqomah ternyata memiliki ketinggian derajad yang jauh melebihi kekeramatan pada para wali Allaah.

( استقيموا ) : أي : على جادة الشريعة والطريقة والحقيقة فإن الاستقامة خير من ألف كرامة وهي الثبات على العقيدة الصحيحة . والمداومة على العلم النافع والعمل الصالح ، والإخلاص الخالص ، والحضور مع الله والغيبة عن شهود ما سواه .
[مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح : كتاب العلم ]
(Ibnu Hajar) Istiqomahlah.!
Iaitu bersungguh-sungguhlah menjalankan syari'at, Thoriqoh dan hakikat kerana sesungguhnya istiqomah itu lebih utama dibandingkan seribu karomah.
Istiqomah adalah konsekuen pada akidah yang benar, melanggengkan diri pada ilmu yang bermanfa'at, beramal sholih, ikhlas yang murni, selalu khudur pada hadhirot Allaah serta berpaling dari selain Allaah. [
Marqooh al-Mafaatiich Syarh al-Misykaat al-Mashoobiich : kitab 'Ilmu II/193]

لا شك أن الاستقامة خير من ألف كرامة لكونها أصعب من جسر القيامة ، مع أنها أدق من الشعر ، وأمر من الصبر ، وأحد من السيف ، وأحر من الصيف
[مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح : كتاب الآداب ]
''Tidak diragukan bahwa “Istiqomah lebih utama dibandingkan seribu karomah” kerana jalan istiqomah lebih sulit daripada menapaki titian yang membentang dihari kiamat meski ia lebih lembut dibanding rambut, lebih pahit daripada kesabaran, lebih tajam ketimbang mata pedang dan lebih terik dibandingkan musim panas.'' [Marqooh al-Mafaatiich Syarh al-Misykaat al-Mashoobiich Kitab al-Adaab : bab Menangis dan Takut 15/290]

فَالْخَارِقُ ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ: مَحْمُودٌ فِي الدِّينِ، وَمَذْمُومٌ، وَمُبَاحٌ. فَإِنْ كَانَ الْمُبَاحُ فِيهِ مَنْفَعَةٌ كَانَ نِعْمَةً، وَإِلَّا فَهُوَ كَسَائِرِ الْمُبَاحَاتِ الَّتِي لَا مَنْفَعَةَ فِيهَا قَالَ أَبُو عَلِيٍّ الْجَوْزَجَانِيُّ: كُنْ طَالِبًا لِلِاسْتِقَامَةِ، لَا طَالِبًا لِلْكَرَامَةِ، فَإِنَّ نَفْسَكَ مُتَحَرِّكَةٌ فِي طَلَبِ الْكَرَامَةِ، وَرَبُّكَ يَطْلُبُ مِنْكَ الِاسْتِقَامَةَ. [(مجموع فتاوى ابن تيمية)) (11/320)، و((شرح الطحاوية)) (ص: 496)]
“Kemampuan luar biasa itu ada tiga : Iaitu yang terpuji di dalam agama, yang tercela, dan yang mubah. Apabila sesuatu yang mubah itu memiliki manfaat (dalam agama), berma'na ia termasuk Kurnia Allaah di dunia yang berupa ni'mat. Tetapi sekiranya tidak, berma'na ia tidak ubah sebagaimana hal-hal lainnya yang tidak bermanfaat. Berkata Abu 'Ali al-Jawzajaani : ''Jadilah pencari istiqomah, janganlah mencari karomah. Sesungguhnya dirimu memilih untuk mencari karomah. Dan sedangkan Robb-mu menginginkan keistiqomahanmu.'' (Majmu' Fatawi 11/230 : Syarah Thohawiyah 496)

* Karomah Ditampakkan-Nya Bisa dalam Sebab :
Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa 11/283 :

يقول شيخ الإسلام ابن تيمية: ومما ينبغي أنْ يُعرف أنّ الكرامات قد تكون بحسب الحاجة ، فإذا احتاج إليها الرجل لضعف الإيمان أو المحتاج إياه أتاه منها ما يقوي إيمانه ويسد حاجته ، ويكون من هو أكمل ولاية لله مستغنياً عن ذلك فلا يأتيه مثل ذلك لعلو درجته ، وغناه عنها لا لنقص ولايته ، ولهذا كانت هذه الأمور في التابعين أكثر منها في الصحابة بخلاف من يجري على يديه الخوارق لهدى الخلق وحاجتهم فهؤلاء أعظم درجة. (مجموع الفتاوى: ابن تيمية 11/283).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah : ''“Dan di antara yang perlu diketahui adalah karomah adakalanya bersesuaian dengan hajat seseorang. Apabila seseorang yang lemah imannya, atau orang yang sedang dalam keadaan memerlukan (terdesak), maka karomah pun ditampakkan di hadapannya dalam rangka agar keimanannya (terhadap kebenaran) bertambah kuat, dan keperluannya terpenuhi.
Manakala orang yang kewaliannya (ketaqwaannya) terhadap Allaah lebih sempurna, maka ia tidak diperlukan asbab ketinggian derajat. Oleh sebab itu, perkara-perkara ini berlaku ke atas para tabi’in lebih banyak berbanding di masa generasi shochabat. Berbeza dengan orang-orang yang diberi di hadapannya beberapa kemampuan tersebut, dengan tujuan sarana menuju hidayah kepada manusia dan untuk memenuhi keperluan mereka. Maka bagi mereka derajat yang agung.''

* Tiga Kesudahan Bagi Golongan Yang Mendapati Karomah :
وأما ما يبتلي الله به عبده ، من السر بخرق العادة أو بغيرها أو بالضراء - فليس ذلك لأجل كرامة العبد على ربه ولا هوانه عليه ، بل قد سعد بها قوم إذا أطاعوه ، وشقي بها قوم إذا عصوه ، كما قال تعالى : فأما الإنسان إذا ما ابتلاه ربه فأكرمه ونعمه فيقول ربي أكرمن وأما إذا ما ابتلاه فقدر عليه رزقه فيقول ربي أهانن كلا [ الفجر : 15 - 17 ] .
ولهذا كان الناس في هذه الأمور ثلاثة أقسام : قسم ترتفع درجتهم بخرق العادة ، وقسم يتعرضون بها لعذاب الله ، وقسم يكون في حقهم بمنزلة المباحات ، كما تقدم . [شرح العقيدة الطحاوية » كرامات الأولياء » المحمود من الخوارق والمذموم والمباح : الجزء الثاني : ص: 749]
“Adapun ujian yang Allaah berikan untuk para hamba-Nya berupa kegembiraan menerima karomah, dan yang lainnya, atau berupa kesusahan atas dirinya, itu semua bukanlah disebabkan kemuliaan atau kehinaan seseorang hamba di hadapan Allaah. Tetapi sebahagian orang ada yang akhirnya berbahagia dengan sebab perkara-perkara tersebut, bahkan sebaliknya ada juga yang celaka. Ini adalah sebagaimana Firman Allaah Ta’aalaa:
“Adapun manusia, apabila Robb-nya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi kesenangan oleh Allaah, maka dia pun berkata: “Tuhanku telah memuliakanku.” Adapun bila Robb-nya mengujinya lalu membatasi rizqinya, maka dia berkata: “Tuhan-ku telah menghinakanku.” Sekali-kali tidak (demikian)…” (QS. Al-Fajr 15-17)
Maka dari sini, manusia itu terbahagi menjadi tiga golongan:
1, Golongan yang bertambah darjat kedudukannya dengan kurnia tersebut.
2, Golongan yang dengan sebab perkara tersebut melencong ke arah ancaman mendapat adzab Allaah.
3, Dan satu golongan lagi yang dengan keupayaan luar biasa tersebut tidak mengubah apa-apa pun dan ianya dianggap tidak ubah seperti perkara-perkara biasa lainnya saja.” (Ibnu Abil ‘Izz, Syarah ath-Thohawiyah, m/s. 215 – Tahqiq Achmad Muchammad Syakir).

Kesimpulan akhir :
Setiap kejadian diluar kemampuan manusia biasa pada umumnya (karomah pen.), maka harus dikembalikan kepada Syari'at. Iaitu lihatlah keseharian orang tersebut dalam menjalankan Titah Allaah (Kitabullaah) dan Sunnah Nabiyullaah. Namun apabila kita temukan sesutu yang berselisih dari keduanya setelah kita tahu seseorang itu sholich, maka ''diam daripadanya adalah selamat''.

Pesan Ustaz Adnan Che Abu di FB beliau: “Petikan dari Kitab Tafridul-Kathir mukasurat 3:
إذا سمعت كلمات من أهل التصوف والكمال ظاهرها ليس موافقا لشريعة الهدى من الضلال توفق فيها واسأل من الله العليم أن يعلمك مالم تعلم ولا تمل إلى الإنكار الموجب للنكال, لأن بعض كلماتهم مرموزة لاتفهم, وهي فى الحقيقة مطابقة لبطن من بطون القرأن الكريم وحديث النبي الرحيم. فهذا الطريق هوالأسلم القويم, والصراط المستقيم. .
“Apabila engkau mendengar beberapa kalimah-perkataan dari ahli Tasawwuf dan kesempurnaan zahirnya tidak sesuai bagi syariatnya Nabi yang menyatakan petunjuk dari segala kesesatan maka bertawaquflah (berdiamlah) engkau padanya dan bermohonlah (berserahlah) kepada Allah Yang Maha Mengetahui agar engkau di beri akan ilmu yang belum engkau mengetahuinya. Janganlah engkau cenderung mengingkarinya yang mengakibatkan kepada natijah yang buruk. Kerana sebahagian daripada kalimah-perkataan mereka itu adalah isyarat yang tidak mudah difahami. Padahal hakikat-isinya itu sesuai dengan batinnya daripada isi al-Quran al-Karim, dan haditsnya Nabi yang penyayang. Maka jalan ini lebih selamat sejahtera, dan jalan yang lurus.”

Cara Mengunjungi Rosul

Sayyidi Habib Umar Bin Hafidz:
Cara terbaik dan termudah untuk datang mengunjungi / berziarah pada Rasulullah ﷺ adalah memberikan salam kepada beliau dalam sholat kita (saat duduk tasyahud), "assalamu ALAIKA Ayyuhan Nabiyyi".,
Beliau Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam akan menjawab salam kita (beliau bersabda,"Allah
akan mengembalikan ruhku (didlm kubur) untuk menjawab setiap salam yg ditujukan padaku")..

Allahumma sholli alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aali Sayyidima Muhammad

PERLU DIPERHATIKAN BAGI ORANG YANG HOBBY BERAKTIVITAS DI DALAM WC

PERLU DIPERHATIKAN BAGI ORANG YANG HOBBY BERAKTIVITAS DI DALAM WC
فائدة]: ورد أن البصاق على الخارج من الشخص يورث الوسواس وصفرة الأسنان ويبتلى فاعله بالدم، والسواك حال الخلاء يورث النسيان والعمى، وطول القعود فيه يورث وجع الكبد والبواسير، والامتخاط يورث الصمم والهم، وتحريك الخاتم يأوي إليه الشيطان، والتكلم بلا ضرورة يورث المقت، وقتل القمل يبيت معه الشيطان أربعين ليلة ينسيه ذكر الله
(Faidah)
Sesungguhnya meludahi kotoran yang dikeluarkan seseorang akan menimbulkan penyakit was-was (ragu-ragu) dan kuningnya gigi dan pelakunya akan mendapatkan cobaan suatu penyakit (darah)
orang yang siwakan (sikat gigi) di wc beresiko menjadi pelupa dan buta (hati)
orang terlalu lama duduk diwc menyebebkan sakit liver dan beser.
sisi (mengeluarkan Ingus dari hidung) didalam wc menyebabkan tuli (pendengaran berkurang) dan kesusahan.
Menggerak-gerakkan cincin didalam wc,menyebabkan didatangi syetan
berbicara didalam Wc selain dhorurot menyebabkan murkanNya Alloh
membunuh kutu didalam wc menyebabkan datangnya syetan tiap malam selama 40 malam yang akan mengganggu orang tersebut agar tak dzkir (lupa) pada Alloh.
[ Ket : Bughyah Al Mustarsyidiin Hal 26 ].

Jenazah Yang Banyak Diziarahi Malaikat

copas 7 februari 2016
Adalah Tsa'labah yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW ang sangat setia dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Suatu ketika karena ketidaksengajaa
nya melakukan dosa, ia sangat menyesal begitu dalam hingga ketakukannya kepada Allah SWT kan azab yan akan ia terima nantinya.
Karena ketaktannya tersebut, Tsa'labah sakit hingga meninggal dunia.
Subhanallah...
Si pemakaman sahabat Nabi yang setia ini banyak malaikat yang iut menziarahi Tsa'labah.
Tsa'labah Sakit.
Setelah sekian lama berjuang bersama nabi, terdengar kabar bahwa Tsa'labah sedang sakit keras.
Mendengar hal itu sahabat Nabi yang lain bernama Salman menghadap Rasulullah SAW dan berkata,
"Wahai Rasulullah, msihkah engkau ingat dengan Tsa'labah? Dia sedang sakit keras."
Rasulullah SAW pun segera datang menemui Tsa'labah.
Rasulullah SAW meletakkan tangan kanannya di kepala Tsa'labah, kemudian meletakkan kepala Tsa'labah dipangkuannya.
Akan tetapi apa yang terjadi, Tsa'labah segera saja menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau.
"Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pengkuanku?" tanya Baginda Rasul.
"Karena aku penuh dengan dosa, tgak layak dipangkau oleh UtusanNya yang mulia ini," jawab Tsa'labah.
"Apa yang engkau rasakan?" tanya Nabi lagi.
"Aku seperti dikerubuti semut pada tulang, daging dan kulitku," jawab Tsa'labah.
"Lalu apa yang engkau inginkan?" tanya Rasul SAW.
"Ampunan Tuhanku," jawab Tsa'labah.
Maka turunlah Malaikat Jibril as dan berkata,
"Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, "Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula."
Meninggal Dunia.
Maka segera saja Rasulullah SAW memberitahukan hal tu kepada Tsa'labah. Begitu mendengar berita itu, terpekiklah Tsa'labah dan langsung meninggal dunia.
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar Tsa'labah segera dimandikan dan dikafani dan dishalati.
Ketika selesai dishalati, Rasulullah SAW berjalan sambil berjingkat-jingkat seakan menghindari sesuatu agar tidak tertabrak.
Setelah selesai pemakaman, para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat, ada apa gerangan?"
Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Zat yang mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya, karena aku lihat begitu banyaknya malaikat yang turut menziarahi Tsa'labah."
Apakah Dosa yang Dilakukan Tsa'labah.
Astaghfirullah...
Sebenarnya dan ternyata kesalahan yang dilakukannya hanya karena beliau melihat seorang wanita Anshar sedang mandi dalam perjalannya menuju rumahnya. Tsa'labah ini takutnya bukan main, kepada Allah SW dan kepada Rasulullah SAW yang jadi panutannya.
Karena kejadian itu, Tsa'labah sangat takut sekali hingga lari.
Subhanallah...