http://halimahalaydrus.blogspot.co.id/2010/11/antara-pengorbanan-dan-cinta.html
Kata adha dalam kalimat idul adha yang digunakan untuk menamai hari besar islam tanggal 10 Dzulhijjah berasal dari bentuk kata adha yudhi udhiyatan yang artinya adalah berkorban, maka idul adha jika diterjemahkan dalam bahasa kita artinya adalah hari raya korban PENGORBANAN. Maknanya hari tersebut merupakan hari dimana umat islam yang merayakannya melakukan sebuah pengorbanan.
10 Dzulhijjah dinamai dengan idul adha bermula dari kisah yang sering kita dengar dimana Nabi Ibrahim AS mengorbankan putera tercintanya Ismail AS dan menyembelihnya karena Allah SWT. Seperti yang diceritakan di dalam Alquran. Selanjutnya umat manusia diharapkan mengingat momen tersebut dengan saling menanyai diri sendiri :
Kata adha dalam kalimat idul adha yang digunakan untuk menamai hari besar islam tanggal 10 Dzulhijjah berasal dari bentuk kata adha yudhi udhiyatan yang artinya adalah berkorban, maka idul adha jika diterjemahkan dalam bahasa kita artinya adalah hari raya korban PENGORBANAN. Maknanya hari tersebut merupakan hari dimana umat islam yang merayakannya melakukan sebuah pengorbanan.
“Pengorbanan apa?“
Itulah pertanyaan yang masing-masing dari kita silahkan menjawabnya..
10 Dzulhijjah dinamai dengan idul adha bermula dari kisah yang sering kita dengar dimana Nabi Ibrahim AS mengorbankan putera tercintanya Ismail AS dan menyembelihnya karena Allah SWT. Seperti yang diceritakan di dalam Alquran. Selanjutnya umat manusia diharapkan mengingat momen tersebut dengan saling menanyai diri sendiri :
“Jika Nabi Ibrahim AS mengorbankan jiwa puteranya untuk Allah swt, maka apa yang sudah aku korbankan untuk-Nya?“
Namun
sebelum kita bahas lebih jauh tentang jawaban dari pertanyaan tersebut,
ada baiknya jika kita bahas lebih dulu tentang arti berkorban itu
sendiri.
Saya kesulitan utuk mendefinisikan arti berkorban, namun barangkali kurang lebihnya begini :
“Berkorban adalah memilih untuk memberikan sesuatu yang berharga yang dimiliki oleh seseorang kepada yang lain“
Dari
pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa orang yang terpaksa harus
kehilangan anggota tubuhnya karena kebakaran misalnya tidaklah dikatakan
berkorban tapi dikatakan mendapat sebuah musibah sebab dia tidak
memilih.
Dan
perbedaan antara berkorban dengan sekedar berbuat baik ada pada
“sesuatu yang berharga“ yang saya sebutkan diatas. Lihat saja bahwa jika
ada orang kaya memberi sedekah nasi bungkus kepada seorang tukang
sampah misalnya dia hanya disebut berbuat baik namun tidak dikatakan
berkorban sebab apa yang dia berikannya kepada tukang sampah tersebut
bukanlah sesuatu yang berharga untuk dirinya setidaknya jika
dibandingkan dengan apa yang dimilikinya. Namun jika si tukang sampah
yang sebenarnya tengah kelaparan itu memberikan nasi bungkusnya kepada
seorang gelandangan tua yang dia pikir lebih lemah dari dirinya misalnya
kita membahasakan bahwa orang tersebut telah mengorbankan makanannya
demi orang lain karena sebungkus nasi untuk si miskin adalah sesuatu
yang berharga mengingat tak selalu ada untuk setiap harinya.
Maka
objek atau sasaran berkorban adalah “sesuatu yang berharga” yang
dimiliki oleh seseorang, dan berharga bagi tiap orang adalah berbeda, ia
bisa jadi tidak sama. Relatif dan bergantung.
“Bergantung apa?“
Ini
jugalah pertanyaan yang timbul dalam benak saya. Dan saya cukup lama
memikirkan hal ini, hingga mendapatkan kesimpulan yang semoga selalu
dalam jalan yang benar.
Sesuatu
yang berharga bagi seseorang bukan bergantung dari seberapa banyak
sesuatu tersebut dimiliki olehnya, meskipun tentu saja nyawa yag karena
cuma satu lebih berharga dari pada nafas yang seringkali dimiliki
seseorang dalam jumlah yang banyak.
Sesuatu
menjadi berharga bagi seseorang bergantung dari seberapa hatinya
menCINTAI sesuatu tersebut. Karenanya kita melihat seorang ibu akan
menangis histeris atas kematian anaknya meski sebanyak apapun jumlah
anak yang dimilikinya.
Ya,
sesuatu menjadi berharga karena ia dicinta. Semakin dalam cinta
seseorang kepada sesuatu semakin takut ia kehilangan dan semakin berat
ia melepaskannya dari kepemilikan. Dan ketika suatu saat dia memilih
untuk memberikannya kepada orang lain disanalah sebuah pengorbanan telah
diperjuangkan.
Berdasarkan
inilah para pecinta Allah SWT mengorbankan apapun yang mereka miliki
yang sejatinya mereka cintai untuk membuktikan cinta mereka kepada Allah
SWT.
Dalam Alquran Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang beriman cinta mereka kepada Allah luar biasa besar“
Mereka
korbankan harta mereka, pekerjaan mereka, kehidupan mereka bahkan nyawa
mereka demi cinta kepada Allah SWT. Lihatlah para sahabat Nabi yang
rela gugur di medan pertempuran, lihat shodaqoh Abu Bakar RA tatkala
Nabi membutuhkan bekal dalam sebuah peperangan, dia membawa seluruh
hartanya di hadapan Nabi dan menyerahkannya kepada beliau tanpa
menyisakan apapun untuk dirinya sendiri, lihat pula para sahabat
Muhajirin yang meninggalkan rumah, harta dan pekerjaan mereka di Mekkah
untuk ikut serta hijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad SAW.
Inilah pengorbanan..
Dan kita kini berada di bulannya, bulan PENGORBANAN, bulan yang didalamnya kita dituntut mengingat maknanya.
Apa yang sudah kita korbankan dalam hidup kita untuk menerjemahkan makna cinta kita kepada Allah SWT?
Allah SWT menanti pengorbanan kita..
Karenanya mari kita mulai belajar berkorban.
Saya
katakan belajar sebab pengorbanan-pengorbanan besar selalu diawali
dengan yang kecil, dan pengorbanan sekecil apapun butuh pelatihan diri
untuk melakukannya.
Kita
tentu tak akan mulai dengan pengorbanan nyawa kita, seluruh harta kita,
atau seluruh kesenangan kita. Tapi setidaknya kita bisa mulai
menyisihkan sebagian dari waktu tidur kita untuk tahajjud, mengorbankan
sedikit dari pakaian di lemari kita untuk kita korban bencana alam,
mengorbankan kenyamanan tubuh kita dengan berpanas-panas menutupi
auratnya, mengorbankan sebagian akal dan pikiran kita untuk memikirkan
ilmu agama-Nya, mengorbankan rasa kantuk, rasa bosan, rasa sebal, rasa
marah untuk mencari keridhoan-Nya, mengorbankan kesenangan kita demi
mencari cinta-Nya.
Memahami hal ini maka makna berkorban adalah :
Memilih untuk memberi yang kita cinta kepada yang kita cinta karena cinta
Berkorban adalah pembuktian cinta. Dan jika cintamu sudah terbukti, ia tinggal menunggu balasan.. Dari Dia yang tak pernah mengecewakan pecintaNya..
( SELAMAT IDUL ADHA DAN SELAMAT BERKORBAN )
( SELAMAT IDUL ADHA DAN SELAMAT BERKORBAN )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar