Kamis, 27 Agustus 2015

kisah Nabiyullah Muhammad dan A'rabi

-Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas diceritakan
seorang A’rabi—Arab Badui—dari Bani Sulaym keluar untuk
mencari air di padang pasir. Tiba-tiba ia menemukan biawak
merayap di hadapannya. Ia berjalan di belakangnya sampai
berhasil menangkapnya. Ia menyimpannya di dalam
kantongnya. Ia melanjutkan perjalanannya mendatangi Nabi
Muhammad saw. Tidak jauh dari Nabi, ia berteriak, “Ya
Muhammad, ya Muhammad!”
Ketika orang A’rabi itu menyerunya ‘Ya Muhammad, ya
Muhammad’, Nabi Muhammad saw pun menjawabnya dengan
seruan, “Ya Muhammad, ya Muhammad.”
Sang A’rabi lalu berkata, “Engkau tukang sihir pendusta! Di bawah
kolong langit ini, di atas permukaan bumi, tidak ada lidah yang
lebih pembohong daripada lidahmu. Engkaulah yang mengaku
bahwa Tuhan telah membangkitkan kamu di bumi ini sebagai
utusan kepada orang hitam maupun orang putih. Demi Latta dan
‘Uzza, sekiranya aku tidak takut kaumku menyebut aku sebagai
orang yang terburu-buru, aku akan bunuh kamu dengan pedang
ini dengan satu tebasan saja!”
Umar bin Khaththab yang berada di situ langsung loncat untuk
mencengkeramnya. Namun, Nabi Muhammad saw berkata,
“Duduk hai Umar! Hampir saja seorang penyantun itu dapat
menjadi nabi karena kesantunannya.”
Kemudian Nabi Muhammad saw melihat kepada orang A’rabi itu
seraya berkata, “Hai saudaraku Bani Sulaym, inikah yang dilakukan
orang Arab? Mereka menyerang kami di tengah-tengah majelis
kami dan mencaci maki dengan kata-kata kasar? Hai A’rabi, demi
yang mengutusku dengan kebenaran sebagai Nabi,
sesungguhnya dua pukulan di dunia esok hari akan menyala di
neraka. Hai A’rabi, demi yang mengutusku dengan kebenaran
sebagai Nabi, sesungguhnya penghuni langit yang ketujuh
menamaiku Ahmad Yang Benar. Hai A’rabi, Islamlah kamu supaya
kamu selamat dari api neraka. Sehingga apa yang kami miliki juga
menjadi milikmu, apa yang menimpa kami juga menimpamu,
dan jadilah kamu saudara kami di dalam Islam.”
Orang A’rabi itu semakin marah dan berkata, “Demi Latta dan
‘Uzza, aku tidak akan beriman kepadamu hai Muhammad, kecuali
kalau biawak ini beriman.”
Orang A’rabi itu lalu melemparkan biawak dari kantongnya. Ketika
jatuh ke bumi, biawak itu segera melarikan diri. Nabi Muhammad
saw menyerunya, “Hai biawak, kembalilah kepadaku!” Biawak itu
kembali sambil memandang Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw bersabda, “Hai biawak, siapakah aku?” Tiba
tiba biawak itu berbicara dengan lidah yang fasih, “Engkau
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin
Abdul Manaf.”
Nabi Muhammad saw bertanya lagi, “Siapa yang kamu sembah?”
Biawak itu menjawab, “Aku menyembah Allah yang menaburkan
biji-bijian dan menggelarkan ciptaan; yang mengambil Ibrahim
sebagai sahabat-Nya dan memilih engkau, hai Muhammad,
sebagai kekasih-Nya.”
Ketika orang A’rabi itu menyaksikannya, ia berkata, “Ajaib benar!
Seekor biawak yang aku buru di padang pasir dan aku simpan di
dalam kantungku; yang tidak berpikir dan berakal, tiba-tiba
berbicara kepada Muhammad saw dengan pembicaraan seperti ini
dan bersaksi dengan kesaksian seperti ini. Ulurkan tanganmu dan
aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi
bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya.”
by:hudutsul alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar