Rabu, 26 Agustus 2015

malam lailatul qodar

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: “Apabila malam Lailatul Qadr datang, Allah s.w.t memerintahkan kepada malaikat Jibril a.s. untuk turun ke bumi dengan membawa serombongan malaikat dari penduduk Sidratul Muntaha. Malaikat itu berjumlah tujuh puluh ribu malaikat dengan membawa bendera yang diciptakan dari Nur.
Begitu sampai di bumi, malaikat Jibril menancapkan benderanya sedangkan para malaikat tersebut juga menancapkan bendera-bendera mereka di empat tempat. Pertama di Ka’bah, kedua di makam Rasulullah s.a.w., ketiga di Masjid Baitul Maqdis dan yang keempat di Masjid Thursina’. Malaikat Jibril berkata kepada para malaikat tersebut: “Menyebarlah kalian, maka mereka menyebar, sehingga tidak tersisa dari setiap kamar atau rumah atau ruangan di mana disitu ada orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan pasti dimasuki kecuali rumah yang di dalamnya ada anjing, babi hutan, minuman keras, hadats besar dari jalan yang haram dan patung”.
Para malaikat itu membaca tasbih, taqdis dan tahlil serta membacakan istighfar untuk umat Muhammads.a.w. sampai terbit fajar. Mereka kemudian naik lagi ke langit dan penduduk langit bumi menyambut mereka dan bertanya: “Kalian datang dari mana?” Mereka menjawab: “Kami datang dari bumi karena malam ini adalah malam Lailatul Qadr untuk umat Muhammad s.a.w.”, Penduduk langit bumi bertanya lagi: “Apa yang sudah diperbuat Allah untuk membalas ibadah mereka?” Jibril menjawab: “Sungguh Allah s.w.t telah mengampuni dosa-dosa mereka karena kebaikannya dan Allah s.w.t menolong mereka dari kesalahannya “. Malaikat penduduk langit bumi mengangkat suaranya dengan tasbih, taqdis dan memuji kepada Allah s.w.t karena bersyukur atas apa yang sudah Allah s.w.t berikan kepada umat Muhammad s.a.w yaitu pengampunan dan keridlaan-Nya.
Kegembiraan itu kemudian mereka sebarkan kepada malaikat penduduk langit kedua sampai kepada penduduk langit ketujuh. Malaikat Jibril berkata kepada mereka: “Kembalilah kalian ke tempat masing-masing”. Maka mereka kembali ke tempat mereka masing-masing dan penduduk Sidrotul Muntaha kembali ke Sidroh. Ditanyakan oleh penduduk Sidrotul Muntaha yang lain, mereka menjawab seperti jawaban mereka kepada penduduk langit bumi. Kemudian penduduk Sidrotul Muntaha mengangkat suaranya dengan tasbih dan taqdis, sehingga surga al-Ma’wa sampai dengan surga al-Firdaus mendengarkan suaranya, kemudian `Arsy juga mendengarkannya, maka `Arsy mengangkat suaranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar